BOJA.PCMSIMO.ORG. Udara pagi yang cerah di halaman Panti Asuhan Yatim (PAY) Sholahuddin Al Ayyubi, Boja, dipenuhi suasana teduh dan penuh hikmah dalam kajian rutin Ahad pagi, Ahad (13/7/2025).
Kajian kali ini menghadirkan Ustadz Achmad Nurchan yang mengangkat tema relevan namun sering kali terabaikan: “Hati-hati dengan Penyakit Hasad dan Dengki.”
Dalam ceramahnya, Ustadz Nurchan mengingatkan bahwa hasad atau iri hati bukan sekadar perasaan negatif biasa, melainkan penyakit hati yang sangat berbahaya dalam pandangan Islam.
“Hasad bisa menghapus pahala dan merusak ukhuwah. Bahkan Rasulullah menyebutkan, hasad memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar,” ungkapnya.

Ia mengutip hadis Nabi Muhammad ﷺ sebagai peringatan keras agar umat Islam berhati-hati dengan perasaan dengki yang tersembunyi di hati.
“Sebagaimana api menghanguskan kayu, begitu pula hasad akan menghanguskan amal-amal baik—seperti sholat, puasa, dan sedekah. Maka sebanyak apapun kita beramal, jika hati kita tidak bersih dari iri, bisa jadi sia-sia di sisi Allah,” jelasnya.
Tak hanya dari sisi hadis, Ustadz Nurchan juga mengaitkan tema ini dengan ayat dalam Al-Qur’an. Ia mengutip QS. Al-Falaq ayat 5,
“Wa min syarri haasidin idzaa hasad” — Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki,
sebagai bentuk perlindungan yang diajarkan Allah agar manusia menjauhi bahaya hasad, baik dari orang lain maupun dari dalam dirinya sendiri.
Untuk memudahkan jamaah memahami sifat hasad, ia menggunakan istilah sederhana yang mengena: “SMS — Susah Melihat orang lain Senang, Senang Melihat orang lain Susah.”
Jamaah pun tampak antusias dan mencatat istilah ini sebagai pengingat pribadi.
Tak hanya membahas hasad, Ustadz Nurchan juga menyinggung penyakit hati lainnya yang tak kalah berbahaya: takabbur atau kesombongan.

“Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walau sebesar biji zarrah,’” katanya.
Menurutnya, takabbur itu biasanya terlihat dari dua tanda utama: menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Kedua hal ini bisa muncul tanpa disadari, terutama saat seseorang merasa lebih baik secara ilmu, status, atau ibadah dibandingkan orang lain.
Di akhir kajian, Ustadz Nurchan menegaskan pentingnya menjaga kebersihan hati, memperbanyak dzikir, serta menanamkan rasa syukur dan qana’ah atas segala nikmat yang Allah berikan.
“Bersihkan hati kita dari dengki dan sombong. Latih diri untuk ridha atas takdir, dan senang melihat orang lain bahagia. Di situlah letak kedamaian sejati,” pungkasnya dengan suara tenang namun menghunjam hati.
Kajian Ahad pagi di PAY Sholahuddin ini rutin digelar setiap pekan dan terbuka untuk umum. Diharapkan, tema-tema seperti ini bisa terus menguatkan rohani serta menyadarkan umat akan pentingnya memperbaiki hati, bukan hanya memperbanyak amal lahiriah. (erna)
Kontributor : Erna Setyowati. Editor : Abdul Ghofur

